Dear Abby (PART II)
Dear Abby,
3 hari telah berlalu dan aku belum mendapat balasan darimu, mengapa kau enggan bicara padaku ?
aku masih ragu jika kedua suratku terdahulu sudah kau terima. tolong beritahu aku jika sudah.
jadi aku dipecat dari pekerjaanku, mereka menyadari kasetnya yang hilang, aku mendapat telepon senin jam 6 pagi dari bosku dan ia menyuruhku agar segera datang. mereka hendak mengadakan sebuah pertemuan, saat aku tiba disana, beberapa staff telah berkumpul di meja kecil bersama dengan sang pemilik toko, sesaat setelah semua pekerja tiba, dia memberitahu kami bahwa telah terjadi pencurian kemarin, mereka merugi sekitar 200 dollar, dan rekaman yang dapat menunjukkan siapa pelakunya adalah rekaman yang kuambil, sungguh sial nasibku. dia menahan kami semua untuk tetap tinggal ditempat sampai seseorang mengakui sesuatu, selang beberapa menit, akhirnya aku menyerah, kuceritakan semua padanya, sampai tentang hubungan antara kau dan aku, mereka hanya diam dan menatapku dengan pandangan aneh ketika aku menjelaskan. keadaan menjadi begitu hening saat aku selesai berbicara sampai akhirnya bosku berkata "Jay, kau dipecat, pergi dari sini dan jangan kembali"
aku melakukan yang ia perintahkan secepat mungkin, pria bodoh itu, dia memperlakukanku selayaknya kotoran, aku tahu dia selalu mengawasiku sejak aku mendapatkan pekerjaan ini dan aku bersumpah dia selalu menunggu waktu yang tepat untuk mengenyahkanku, saat inilah yang ia nantikan, saat keberuntungan menolak berpihak padaku. kenapa dia tak mengerti? tidakkah dia tahu bahwa kau dan aku begitu berarti satu sama lain ? setiap pemikiran waras akan melakukan hal yang sama jika berada diposisiku kan?
aku mencari-cari keberadaanmu akhir-akhir ini, dengan tanpa pekerjaan yang berarti memberiku banyak waktu untuk lebih mengenalmu. kau tahu sulitnya menemukan orang dengan hanya bermodalkan nama depan ?
aku akhirnya mengetahui bahwa nama belakangmu Marrot, nama yang begitu cantik, Abby Marrot.
aku sering mengucapnya keras tatkala merindukanmu, aku juga mengetahui bahwa kau berumur 24 tahun, dan ternyata tempat tinggalmu hanya berjarak satu mil dari apartemenku, aku datang ke lingkungan apartemenmu hari ini, disini indah sekali, jauh lebih baik dari tempat tinggalku, aku sudah meminta berkali-kali untuk bertemu denganmu, tapi mereka bilang kau jarang berada disana, aku semakin putus asa, namun aku juga telah bertekad untuk bertemu denganmu lagi, setelah beberapa jam bertanya, aku memutuskan untuk duduk di parkiran sembari menunggumu pulang. cukup lama aku menunggu, bahkan sampai larut malam, jam 10 jika tak salah, aku melihatmu memarkirkan mobil dan berjalan keluar, rasa nyaman mengalir begitu saja saat aku menatap wajahmu lagi, aku tahu aku bisa melihatmu direkaman video kapanpun yang kumau, tapi masih tidak sebanding dengan menatapmu langsung. aku juga merekamnya saat itu untuk kutonton nanti dirumah, kali ini dengan kamera yang jauh lebih baik, aku ingin menangkap seluruh detail tentangmu. semakin lama akhirnya aku menyadari bahwa hanya dengan menyaksikanmu dari kejauhan dan rekaman video tidak cukup memuaskanku. aku sudah bertanya tentang nomor kamarmu kepada wanita di meja depan berulang kali, namun ia menolak untuk memberitahuku, dia pikir aku seorang penguntit.
kau lihat Abby ? orang-orang ini tak mengerti kita, mereka tak mengerti bagaimana perasaan kita satu sama lain. kemudian aku menunggu di lahan parkir sampai seseorang keluar dari gedung apartemen, tak berapa lama, seorang pria muncul dan aku segera bertanya tentang nomor ruanganmu, dia menolak pada awalnya... tapi aku berhasil membuatnya menjawab. kau akan terkejut bahwa orang akan bicara banyak saat pisau diacungkan ke dada mereka. jangan khawatir, aku tak melukainya terlalu parah. tapi kita tak boleh membiarkan seorangpun mengganggu urusan kita, benarkan Abby ? aku muak dengan orang-orang yang coba memisahkan kita.
aku menghabiskan sisa hari dengan memperhatikanmu dari parkiran, aku juga sudah tahu nomor ruanganmu dan akan sangat mudah menemukannya di lingkungan yang cukup tertata ini, oh iya, kau juga harus lebih teliti menutup jendelamu, aku bisa melihat keteledoranmu dari sini, kau tahu ?
aku tak mampu mengeluarkanmu dari fikiranku, kuluangkan seluruh waktuku menonton video rekamanmu lagi dan lagi. Abby, aku ingin bersamamu selamanya, kaulah satu-satunya orang yang ingin kulihat pertama kali saat aku terbangun dari tidur. tak sabar ku menunggu hingga saat kita kan bertemu lagi.
Love, Jay
***
Dear Abby,
aku punya kabar yang sangat menarik Abby, aku akan tinggal bersamamu! bukankah ini sungguh menyenangkan ? kita akan meluangkan banyak waktu bersama, ini sangat sempurna.
biar kujelaskan, aku telah kehabisan uang dan kehilangan pekerjaan, aku masih punya sedikit uang di tabungan, namun telah kugunakan semuanya untuk biaya makan beberapa minggu dan aku tak mampu membayar uang sewa apartemen. mereka sudah memberiku waktu, tapi aku tak dapat melunasinya dan hari ini aku diusir. aku tahu ini mungkin terdengar buruk namun sebenarnya keadaan tak dapat lebih baik lagi, kau ingat pria yang memberiku nomor ruanganmu ? kemungkinan besar dia telah melapor kepolisi, dan dengan begini mereka takkan menemukanku di tempat tinggalku sebelumnya!, kita akan menghabiskan waktu bersama. kau bahagia kan Abby ?
aku juga akan membawa serta seluruh kaset dan foto tentangmu yang kuambil, beserta kameraku tentunya.
kurasa kau harus mengingatkan siapapun pemilik kompleks apartemenmu untuk mempekerjakan staff yang lebih baik, karena aku dengan mudah sekali berhasil menembus keamanan disini.
aku naik ke ruanganmu dan mengetuk pintunya, tapi tak ada jawaban. jadi aku memutuskan untuk masuk kedalam dengan cara lain.
setelah mengamati rekaman yang kuambil tadi malam, aku melihat ada lubang ventilasi di pojok ruanganmu, kuakui musim panas kali ini memang begitu menyiksa.
aku tahu pasti ada semacam terowongan kecil menuju kesana yang bisa kulewati, setelah mencari beberapa saat, aku menemukan ruangan khusus pegawai di ujung lorong, , dan beruntung ada saluran menuju ventilasimu disana, aku merangkak masuk menuju ke ruanganmu, sangat sempit memang, hingga aku sulit bergerak, tapi aku berhasil sampai. aku senang sekali kerja kerasku akhirnya terbayar.
aku tidak melihatmu didalam dan lampu-lampu diruanganmu tidak menyala. kurasa kau sedang pergi, tapi aku tetap sabar menunggu. aku memperhatikan seluruh bagian ruanganmu, setiap detailnya yang rumit. aroma tubuhmu menyelimutiku saat aku meringkuk disana, memang aku sudah pernah menciumnya dua kali saat kau datang ke toko, tapi tak pernah sekuat ini, aku merasa begitu bergairah Abby.
aku membungkuk di dalam sana selama beberapa jam, aku telah melatih diriku untuk bersabar, aku mampu duduk diam begitu lama tanpa bergerak sedikitpun. tak akan ada yang menyadari keberadaanku. ketika akhirnya kau pulang kerumah, senyum lebar kurasakan diwajahku saat kau membuka pintu depan, aku melihatmu sayang, tapi kau tidak melihatku, penerangan diruanganmu sepertinya dibuat menjauh dari lubang ventilasi, , kau tak dapat melihatku kecuali dari jarak beberapa inci. aku berusaha menahan rasa senangku, namun aku tak sengaja mendengus, aku mencoba menutupinya...tapi itu sulit sekali. kau tiba-tiba menoleh kesini, aku tetap diam.
beruntung bagiku setelah beberapa saat kau kehilangan rasa penasaran. ini adalah tempat yang sangat sempurna, aku tahu kadang aku membuatmu merasa was-was, kulihat kau beberapa kali menoleh ke lubang ventilasi. orang-orang sepertinya punya insting kuat saat mereka sedang diawasi, , itu bisa membuat mereka panik.
jangan berpura-pura Abby, aku tahu kau belum tidur, ketika rasa takut begitu mendera tidur pun seakan menjadi hal yang mustahil. lagi pula mengapa kau takut ? ini hanya aku, aku tidak menakut-nakutimu. kau juga cinta padaku kan ? kau tahu aku cinta padamu.
aku sungguh bersemangat menjalani hari-hari berikutnya denganmu Abby. balas suratku jika kau sempat.
Love, Jay
0 komentar:
Posting Komentar