Dear Abby (PART IV) -end-

by Sabtu, Januari 25, 2014 0 komentar

Dear Abby,

aku menghabiskan waktuku siang ini mempersiapkan kejutan untukmu saat kau bekerja, kau pasti sangat senang Abby. aku sudah berusaha keras untuk ini kau tahu ? beberapa jam aku menyelesaikannya hingga ke sentuhan terakhir, dan kupikir ini sudah siap untuk kau lihat.
kau pulang sekitar jam 8.30 malam lagi hari ini, kemudian segera menyadari surat-suratku diatas meja tak berapa lama. aku terkikih sedikit saat melihatmu membacanya, penasaran dengan bagaimana reaksimu nanti, kau sungguh membuatku terhibur dengan melihat seluruh perubahan ekspresi diwajahmu, kau tampak bingung pada awalnya, lalu terkejut dan ketakutan. kau mulai gemetaran dan kulihat kau menangis. apa yang terjadi Abby ? kau tidak suka padaku ? mengapa kau menangis ? bukankah kau cinta padaku ? BUKANKAH KAU CINTA PADAKU ABBY ?
semua tampak buram setelahnya, kau melihat kearah lemari sambil terus terisak-isak. 
kupikir kau masih ragu untuk membukanya atau tidak.
beberapa saat kemudian kau limbung dan jatuh terduduk, airmata masih membasahi wajahmu, aku tahu kau mencoba mengatakan sesuatu, apapun itu. namun seakan lumpuh dalam ketakutan.
setelah sekitar 10 menit, kulihat kau memeriksa kolong tempat tidur, saluran ventilasi, dan dimana pun kau pikir aku mungkin berada, kau belum paham juga Abby ? aku jauh lebih pintar dari yang kau kira. aku tahu kau pasti memeriksa seluruh tempat-tempat tersebut. tapi aku sudah menemukan tempat yang lebih baik tak lama setelah aku membereskan kejutan untukmu. kau tak akan menemukanku disini, tak akan ada yang bisa. ini hebat kan? aku dapat mengawasimu selamanya dan tak ada yang bisa kau atau orang lain lakukan untuk merubahnya.
kau masih belum menemukan hadiah dariku untukmu Abby, dan kurasa kau masih memikirkannya. aku melihatmu menoleh lagi kearah lemari, aku tahu kau sangat penasaran dan ingin membukanya namun gugup pada saat bersamaan. apa yang ada didalam sana ? apa yang akan kau temukan ?
ini tak mungkin berlangsung selamanya, kau dan aku tahu itu.
aku memperhatikanmu berjalan pelan menuju lemarimu, meraih gagangnya dan menggenggamnya erat. tiba-tiba kau membukanya paksa dan mendongak kedalam, ada album foto disitu, tentang aku dan kau. aku melihatmu membolak-balik halamannya, aku memotret kita berdua saat kau tidak menyadarinya, foto saat kau tidur, saat bekerja di depan komputermu, semua kukumpulkan disitu. beserta helai-helai rambutmu tersebar didalamnya. fotomu dengan si pecundang itu kuletakkan dipaling belakang, tentu aku sudah lebih dulu merobek bagian wajahnya. aku sungguh membenci pria itu, aku akan memburunya dan membuatnya menderita jika saja aku mengenalnya. kau mengerti Abby ? tidak ada, TIDAK ADA SEORANG PUN yang boleh memilikimu selain aku. kau dan aku diciptakan untuk satu sama lain. aku tahu pasti. 
aku masih melihatmu tersedu, kemudian kau bangkit dan berlari keluar dari apartemenmu, tak lama kau kembali dan membawa beberapa orang polisi bersamamu.
aku sangat kaget, apa kau tidak suka hadiah dariku Abby ? kenapa kau membawa orang-orang ini ke ruangan kita ? mereka tidak akan menemukan dimana tempatku saat ini berada, namun jika berhasil, mereka akan menghancurkan segalanya, semua yang telah kuperjuangkan beberapa minggu terakhir ini akan sia-sia. kau tentu tak ingin hal ini terjadi kan Abby ?
aku begitu kelelahan hari ini, tapi tidak dengan cintaku padamu.
aku butuh tidur, selamat malam Abby.

Love, Jay

***

Dear Abby,

apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan Abby ? APA KAU SADAR DENGAN APA YANG KAU LAKUKAN ? aku terbangun jam 8 pagi ini mendengarmu tergopoh-gopoh membereskan koper-kopermu. aku bingung awalnya namun akhirnya aku mengerti, kau meninggalkanku, kau tidak cinta padaku, kau tidak cinta padaku Abby, mengapa kau tega melakukan ini padaku ? kaulah satu-satunya hal yang kuinginkan di dunia ini, kaulah alasanku bertahan hidup, kau membawa secercah harapan bagiku saat kita pertama kali berjumpa.
kaulah alasanku bangun pagi dan melanjutkan hidupku yang menyebalkan. mengapa kau melakukan ini padaku Abby ?
beberapa detik setelah kau keluar dari ruanganmu, aku beranjak dari tempat persembunyianku dan membuntutimu dari belakang. aku menyaksikanmu melempar tas-tasmu ke bagasi lalu masuk kedalam mobil. aku tak akan membiarkanmu lolos Abby. aku berlari secepat yang kakiku mampu dan menghantam kaca mobilmu lalu menyeretmu keluar.
apa kau sungguh berfikir kau bisa lari dariku Abby ? aku harus memukul kepalamu keras untuk membuatmu tak sadarkan diri. kau terlalu berisik. 
. orang-orang yang tidak mengerti akan cinta kita mungkin melihat dan menggagalkan segalanya.
Well, aku juga sudah memikirkan hal ini sebelumnya, aku membawamu ke gudang di pinggir kota, aku telah memesannya sehari sebelum aku memutuskan untuk tinggal di apartemenmu, aku datang dan membuka kuncinya, lalu memelukmu dan menarikmu masuk kedalam bersamaku. kau masih belum sadar sepenuhnya, aku telah yakin bahwa ponsel disakumu sudah berada ditanganku sekarang, aku membaringkanmu di pojok dan menutup pintu gudang. lalu menelpon si pemilik dan bilang padanya bahwa aku sedang berada diluar kota dan lupa mengunci pintu gudang lalu meminta padanya melakukannya untukku, tentu dia setuju dan aku mengakhiri panggilan, kemudian membanting ponselmu kelantai dan menginjaknya berulangkali untuk memastikannya tak lagi berfungsi.
selang beberapa lama aku mendengar si pemilik datang dan mengunci pintunya.
berjam-jam kemudian kau mulai sadar, aku mendengarmu melenguh pelan dan menggerakkan kakimu. sesaat setelah kau benar-benar sadar, kau melihat wajahku dan menjerit sangat keras cukup lama, yang mana kemudian mereda dan berubah menjadi rengekan. 
saat itulah kau melihatnya, satu-satunya hal selain kau dan aku ditempat kecil nan gelap ini, pisauku.
kupikir sudah jelas mengapa ia disana. 
segera setelah kau menyadarinya, kau meraih pisauku dan menerjang ke arahku. 
aku menatap matamu lekat dan bilang "aku cinta padamu Abby",
lalu merasakan sakit luar biasa dari sebilah pisau yang melesak merobek daging-daging di tubuhku, setiap tikaman yang kau lakukan padaku dengan segenap kekuatanmu, lubang-lubang di dadaku ini terasa begitu panas Abby.
aku ambruk kelantai, tertawa riang. namun darah yang terus mengalir keluar dari mulutku ini membuatku tersedak untuk yang kesekian kalinya. 
aku melihatmu mundur beberapa langkah, gemetar hebat, kemudian duduk kembali di pojok ruangan.

dan sekarang, dalam genangan darahku sendiri, aku menulis surat ini, , sesekali melirik ke wajahmu, wajah yang selalu kurindukan. aku ingat saat-saat seperti ini Abby, saat dimana mata kita saling bertemu, namun kali ini kau menatapku penuh kebencian.
aku bertanya-tanya bagaimana caramu lolos dari semua ini, akankah kau gunakan pisau itu untuk mencabut nyawamu sendiri ? atau membiarkan rasa lapar membunuhmu perlahan ?
apapun pilihan yang kau ambil, kita akan mati bersama Abby. bersama sejak aku melihatmu pertama kali hingga ajal menjemput. tepat seperti yang kuinginkan.
dan saat kau duduk disana, menangis. aku tahu kau akhirnya menerima kenyataan ini. 
Abby, inilah yang kuidamkan sejak dulu, kau mewujudkannya untukku. dan untuk itu, aku harus bilang terima kasih.

Love, Jay

-The End-

Unknown

Developer

Hidup adalah kegelapan, kegelapan adalah hidup.

0 komentar:



:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar